PENGANTAR
GKSBS sebagai bagian dari
gereja-gereja universal hadir di
Sumatera bagian selatan sebagai gereja yang tumbuh dan berkembang dengan
keunikannya.
Keunikan GKSBS nyata dalam hal:
1. Sebagai
gereja yang terbentuk dari transmigran.
2. Kepelbagaian
latar belakang gereja asal/ denominasi pendeta dan atau anggota jemaatnya (GKJ,
GITJ, GKJW, GKMI, HKBP, GPIB, GKI, Pantekostal, Injili).
3. Menghayati
dan memahami Sumatera bagian selatan dengan kepelbagaiannnya (suku, budaya,
agama, golongan, strata sosial) sebagai rumah bersama.
4. Membangun
komitmen menjadi gereja daerah.
PAG GKSBS yang kita miliki ini
terwujud setelah melalui proses panjang dengan mekanisme gerejawi di dalam
lingkup GKSBS, meliputi:
1. Wacana
PAG-GKSBS mulai nampak dari Sidang
Sinode VII Belitang 2002.
2. Semiloka
Eklesiologi GKSBS di Metro pada bulan September 2004 yang difasilitasi oleh
Pdt. Prof., E. Gerrit Singgih, Ph.D. Dalam semiloka tersebut, dihasilkan
pilihan bentuk eklesiologi, gereja sebagai ”Perjamuan” atau gereja
sebagai ”Persaudaraan”.
3. MPS
selanjutnya menetapkan dan mengangkat Tim PAG I pada tahun 2005. Personalia Tim
PAG I terdiri dari Pdt. Tri Joko HN (ketua Tim), Pdt. Kardinah IA., Pdt. Totok
TS., Pdt. Riyo Purnomo, Pdt. Surahmat Hadi, Pdt. Slamet Raharjo, dan D’Carlo
Purba.Hasil kerja Tim I draft Pokok Pengakuan dan Ajaran dengan judul: ”Menurutmu,
siapakah Aku?”. Judul tersebut
hendak memberikan jawab atas pertanyaan bagaimana Kristologi, eklesiologi dan
misiologi GKSBS.
4. Selanjutnya
pada bulan Juni 2005, draft tersebut didistribusikan kepada jemaat-jemaat
se-sinode GKSBS untuk mendapatkan masukan-masukan dan disampaikan dalam Sidang
Sinode VIII di Bengkulu.
5. Persidangan
Sinode VIII, Bengkulu 2005 menerima draft Tim PAG I dengan beberapa masukan
untuk penyempurnaan.
6. Keputusan
tersebut ditindaklanjuti MPS terpilih dengan mengangkat dan menetapkan Tim PAG
II pada bulan Maret 2006, yang personalianya terdiri atas: Pdt. Slamet Raharjo
(ketua), Pdt. Bambang NH, Pdt. Yohanes Fajar Handoyo, Pdt. Kus Apriyanto, Pdt.
Christya PP.
7. Setelah bekerja
selama 4 bulan, Tim PAG II menghasilkan draft PAG II yang dikirimkan kepada
jemaat-jemaat se-sinode GKSBS pada bulan Juli 2006 untuk digumuli dan
memperoleh tanggapan dan masukan-masukan. Masukan-masukan tersebut selanjutnya
akan dibawa dalam Semiloka PAG di klasis-klasis. Semiloka di Klasis-klasis:
Bengkulu, Jambi, Palembang - Buay Madang - Belitang, Metro - Pugung Raharjo – Tanjungkarang
- Sri Bhawono dan Bandarjaya - Tulangbawang-Kotabumi dilaksanakan dari bulan
September-Oktober 2006.
8. Pada bulan
Nopember 2006-Pebruari 2007 Tim PAG II menginventarisir dan membahas seluruh
masukan dari klasis-klasis se-sinode GKSBS. Hasil pembahasan tersebut menjadi
draft PAG GKSBS. Bentuk akhir PAG GKSBS tersusun pada tanggal 7 Maret 2007.
9. Pada
Desember 2007, MPS GKSBS menerima draft PAG GKSBS sebagai draft final PAG GKSBS
untuk dibawa ke Sidang IX Sinode GKSBS. Dokumen tersebut telah dikirimkan ke
jemaat-jemaat se-Sinode GKSBS.
BAB I
Pendahuluan
Gereja Kristen
Sumatera Bagian Selatan tidak dapat menghindar dari berbagai kenyataan dan
dinamika sejarah, baik konteks ekonomi, sosial maupun politik yang selalu
berubah-ubah. Bahkan sebelum menjadi lembaga gereja yang mandiri secara
organisasi di Sumatera bagian selatan, GKSBS telah memperlihatkan benih-benih
pertumbuhan suatu identitas iman bahwa Sumber kehidupan di wilayah Sumatera bagian
selatan ini adalah Allah sendiri.
Pokok-pokok Ajaran
Gereja GKSBS memuat kristologi, misiologi dan eklesiologi GKSBS. PAG berfungsi sebagai
batu penjuru bagi GKSBS menuju kemandirian
teologi sebagai gereja daerah dalam konteks pluralitas dan kemiskinan. Oleh
karena itu, PAG menjadi acuan bersama untuk menyusun Tata Gereja. Liturgi dan
Bahan Pengajaran / buku katekisasinya.
Teologi adalah refleksi kritis atas praksis.
Oleh karena itu teologi adalah sebuah teori atas praksis. Ia memberi arah baru
dan perbaikan bagi praksis selanjutnya. Tetapi pada saat yang sama teologi
adalah bentuk praksis itu sendiri. Sebab ia menyatakan kepada kita akan iman
jemaat yang hidup dan terus mentransformasikan dunianya. Praksis, dengan demikian terus menerus membentuk teologi yang operatif
dalam diri jemaat.
Dengan pendekatan itu, maka teologi adalah
sesuatu yang harus terus kontekstual. Dari segi metode, teologi memberi
inspirasi dan memampukan kita berbicara tentang Allah dalam praksis pembebasan
terkini. Dari segi isi, teologi membuat
kita mengenal Allah yang adalah Kasih. Karena Allah yang kita kenal begitu
bermakna dan begitu hadir dalam pergumulan kita dan praksis yang kita lakukan.
Dengan demikian, Pokok-pokok Ajaran Gereja GKSBS adalah :
1.
Merupakan cara atau usaha GKSBS memandang dirinya dan
pemahaman GKSBS akan dirinya serta alasan keberadaaannya di dalam dunia.
2.
Menyatakan kesadaran GKSBS sebagai bagian dari Gereja yang
kudus
dan am.
3.
Merupakan pokok-pokok dari apa yang dipercayai GKSBS dan
yang menjadi pengharapan gereja akan kehidupan kini dan
kehidupan yang akan datang.
4.
Merupakan acuan bagi bentuk-bentuk pengajaran serta
praksis kehidupan bergereja.
5.
Merupakan acuan bagi gereja untuk berdialog dengan
berbagai pihak.
Dengan semangat dan tekad hidup
membawa berkat di tanah Sumatera bagian selatan, maka berakhirlah konsep hidup
sekedar menjalankan tradisi. Tradisi tidak dimulai dari kemapanan, tetapi
tradisi dimulai dari tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekedar untuk
dapat bertahan hidup, tetapi supaya hidup menghasilkan buah. Tradisi
kebersamaan hidup di tanah Sumatera bagian selatan ini bukan sekedar mengandung
nilai gotong royong sebagai sekedar kewajiban bermasyarakat lagi, namun lebih
diberi makna sebagai sikap persaudaraan yang dilakukan dengan sukacita. Tradisi
dengan semangat baru menjadikan persekutuan dengan Allah di tanah Sumatera
bagian selatan telah menjadi dasar yang unik untuk membangun kehidupan jemaat
GKSBS.
Keunikan hidup di tanah
Sumatera bagian selatan tersebut menjadi nyata setelah disadari bahwa GKSBS
tumbuh dan dibentuk oleh Allah dalam konteks
sejarah sebagai gereja di tengah pertumbuhan dan masyarakat gereja-gereja dan
agama-agama lain di sekitarnya. Namun keunikan itu bukan sekedar pengaruh
konteks luar yang mempengaruhinya, tetapi juga karena terdapatnya nilai-nilai
iman mendasar GKSBS yang dapat dilacak dalam perjalanan periode pra lembaga
GKSBS dan periode menjadi GKSBS sampai sekarang ini adalah ketangguhan,
ketabahan, persaudaraan, kesederhanaan, keberanian, kritis, siap prihatin,
tahan menderita, mandiri, kerja keras, kepedulian sosial, profesional, terbuka
dan inovatif (suka mencari, mencoba dan menemukan hal-hal baru).
Oleh karena menyadari bahwa
Allah telah turut serta dan berkarya dalam proses membentuk umat-Nya di tanah
Sumatera Bagian Selatan, maka GKSBS perlu menyatakan pokok-pokok pengajarannya.
Adapun arah dan tujuan pernyataan pokok-pokok ajaran GKSBS ini adalah untuk
memelihara semangat serta nilai-nilai kristiani yang telah membentuk GKSBS
serta mengembangkannya bersama perjalanan GKSBS ke depan membentuk pengalaman
imannya.
PAG-GKSBS ini memuat
Pokok-pokok Ajaran Tentang:
1. Alkitab
2. Allah
3. Ciptaan Allah
4. Manusia
5. Keselamatan
6. Gereja
7. Ibadah
8. Sakramen
9. Sidi
10. Pernikahan Kristen
11. Tradisi
12. Akhir Jaman
13. Hal-Hal Lain
a. Sunat
b. Puasa
c. Kerja
d. Setan
BAB II
ALKITAB
GKSBS
mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dengan pengertian sebagai berikut :
1. Alkitab adalah kesaksian
orang beriman dalam perjumpaannya dengan Allah yang berfirman dan berkarya.
2. GKSBS mengakui bahwa Alkitab
tersusun oleh karena Allah berkenan memakai ungkapan kesaksian iman orang
percaya; yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulisan pada jaman penulisan
Alkitab untuk menyatakan kehendakNya. (II Pet. 1: 21)
3. GKSBS mengakui bahwa melalui
pemberitaan Alkitab, Allah berfirman kepada manusia di sepanjang jaman. (II Tim
3:16; Mat.24:35; Mazm119:105)
4. GKSBS mengakui Alkitab
merupakan dasar pembentuk kesadaran historis, identitas, pengharapan dan iman
jemaat GKSBS dalam menemukan makna karya Allah serta membentuk pengalaman
imannya yang baru pada masa kini.
5. GKSBS menerima, mengakui
serta memegang teguh Alkitab sebagai sumber refleksi dalam pembentukan jati
diri dan nilai-nilai GKSBS. Dalam hal ini Alkitab berfungsi sebagai filter
penyaring nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat.
BAB
III
ALLAH
GKSBS
mengaku bahwa Allah adalah Allah Yang Esa, yang menyatakan diriNya melalui
karyaNya sebagai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
1.
Allah
Bapa
GKSBS
mengaku bahwa Allah sebagai bapa adalah Allah yang membentuk, memimpin,
menyertai GKSBS dan Yang memelihara kehidupan masyarakat dunia pada umumnya dan
Sumatera Bagian Selatan pada khususnya (Mazmur 136:1-9).
2.
Yesus
Kristus
1.
GKSBS mengaku bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan (Luk. 2:11), dan Juruselamat (Yoh. 4:42).
2.
GKSBS mengaku bahwa di dalam
Yesus Kristus, Allah menyelamatkan dunia (Yoh.3:16).
3.
GKSBS mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Kepala
gereja (Kolose 1:18).
4.
GKSBS percaya bahwa karya
kemanusiaan Yesus Kristus menyatakan solidaritas Allah terhadap kemiskinan,
penderitaan masyarakat dan kerusakan lingkungan. (Luk.4:18-19;
Fil.2:5-8).
3.
Roh
Kudus
GKSBS
mengaku bahwa Roh Kudus adalah Allah yang menyertai, membimbing, menyemangati,
mengarahkan, menguatkan, menerangi, menghibur, menolong dan membangun kesadaran
umat di dalam menghadapi pergumulannya di tengah dunia, dalam menuju kehidupan
yang berpengharapan. (Yoh. 14:26; Yoh.15:26; Kis. 1:8; Yoh 16:13; Yoh. 14:17;
Yoh.16: 8-11; Yoh. 14:16,17).
BAB IV
Ciptaan Allah
GKSBS mengaku bahwa Allah adalah Pencipta dari segala
sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (Kolose 1:16, Yohanes
1:3). Segala yang diciptakan Allah pada
mulanya diciptakan dalam keadaan amat baik.
1.
Alam Semesta
Alam semesta adalah ciptaan Allah.
Allah juga yang telah menciptakan (creatio) langit dan segala benda di luar
bumi, laut dan daratan. Segala makhluk
hidup di bumi adalah buah ciptaan Allah
(Kej. 1 : 1-31).
GKSBS mengaku bahwa karya penciptaan
kembali terus menerus dilakukan Allah, karena Allah tidak pernah meninggalkan
perbuatan tanganNya dan senantiasa memelihara ciptaanNya (Mazmur 24:1-2;
Mazm.104:5-28; Maz. 146: 5-9; mazm 65:10-14)
2.
Manusia
GKSBS mengaku bahwa manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Karena diciptakan
segambar dengan Allah maka semua manusia sederajat dan memiliki martabat di
hadapan Allah.
3.
Manusia dan
Bumi Ciptaan Allah
Manusia dipanggil
Allah untuk memelihara bumi, laut dan segala isinya (Kej. 1: 28). Manusia
ditugasi untuk mengelola dan memelihara bumi
secara bertanggungjawab. Manusia dan alam saling bergantung untuk
keberlangsungan kehidupan dan kelestariannya (Kej. 1:28-31).
4.
Malaikat
GKSBS mengaku bahwa malaikat
diciptakan Allah (Kol.1:16). Malaikat adalah makhluk rohani yang melayani Allah demi
kebaikan manusia. Ia ditugasi Allah untuk melindungi orang yang takut akan
Allah (Mazmur 34:8, Mazmur 91:11, Mrk 18:10, Mat. 18:10).Malaikat-malaikat yang
tidak taat kepada Allah akan dihakimi (Yud. 1:6, I Kor. 6:3, II Pet. 2:4).
BAB V
KESELAMATAN
1. Dosa.
a. Hakikat Dosa.
Dosa adalah perilaku yang melawan atau menyimpang dari
kehendak Allah, karena mengikuti keinginan hatinya sendiri (Kej 2:16,17;Kej.
3:1-6; Kej. 4: 1-8; Yakobus 1:14-15)
b. Akibat Dosa.
Dosa merusak hubungan manusia dengan Allah; perseteruan
dengan Allah (Kej. 3:8-9; Roma 5:10) merusak hubungan antar manusia (Kej. 3:12;
Kej. 4:4-8) merusak hubugan manusia dengan alam, dan penderitaan makhluk lain
(Kej. 3: 18, Roma 8:19-20). Semua manusia telah berdosa dan kehilangan
kemuliaan Allah sehingga mengalami penderitaan dan kematian atau maut (Kej.
2:17;Roma 3:23, Roma 5:12).
c. Macam Dosa.
-
Dosa turunan, setiap manusia mewarisi dosa manusia
pertama (Roma 5:12, Mazmur 51:7)
-
Dosa perbuatan, yang dilakukan setiap orang (Roma 3:23)
-
Dosa sosial/struktural, yaitu kejahatan atau dosa yang
ditimbulkan oleh peraturan atau kebijakan penguasa yang menindas (Kel.1:8-16;
Amos 3: 9-10; Amos 4:1; Amos 5:7)
-
Dosa kolektif, yang dilakukan sekelompok orang/
masyarakat (Kel. 32:1-6).
2. Keselamatan
Keselamatan terjadi karena anugerah dan iman.
Manusia
berdosa tidak dapat selamat karena usahanya sendiri, melainkan hanya karena
anugerah Allah yang disambut dengan iman (Yoh.3:16;Rm.1:17;Ef.2:8-9) terwujud dengan pertobatan (Mrk.1:15; Kis.R.2:38; 2
Kor.7:10).
Anugerah
keselamatan dikerjakan Allah, diungkapkan dengan tindakan:
a. Penebusan dengan darah
Kristus (1 Pet.1:18-19; Mrk. 10:45; Luk. 22:19-20; Yoh.10:11;)
b. Pengampunan dan penyucian
dengan darah Kristus (1 Yoh.1;7-9; Ibr.10:10).
c. Pembenaran (Rm. 3:21-24; 5:1;
2 Kor.5:21)
d. Pendamaian
dengan perantaraan korban darah Kristus
(Roma 3:25; 2Kor.5:18-19).
Manusia
yang diselamatkan karena anugerah menjadi manusia baru (2 Kor.5:17) yang harus
terus menerus bertobat dengan meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia
baru yang terus menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Khaliknya, supaya berbakti kepada Allah (Kol.3:9-10;
1Tes.1:8-9).
BAB VI
GEREJA
1. Hakikat, Wujud
dan Tugas Gereja
Pada hakikatnya, Gereja adalah
persekutuan orang-orang kudus, yaitu orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Juru Selamat. Gereja merupakan suatu kenyataan tubuh Kristus
yang melaksanakan persekutuan persaudaraan dalam keluarga Allah, dengan Gereja
yang kudus dan am, yang meliputi segala abad dan tempat. Gereja dibangun atas
dasar pelayanan para rasul dan nabi dengan Kristus sebagai batu penjuru
(Luk.8:21; Ef.2:19-20; 1 Pet.2:4-5).
Wujud gereja adalah jemaat setempat yang menghayati hidup
kesaksian dan pelayanannya dalam persekutuan dengan jemaat-jemaat yang lain. GKSBS
diutus melakukan tritugas gereja yaitu bersekutu,bersaksi dan melayani di
dunia, khususnya di Sumatera bagian
selatan.
Sebagai bangsa (keluarga besar)
pilihan Allah yang dikuduskan dan menjadi milik-Nya, GKSBS dipanggil untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah (1 Pet.2:9). Sebagai persekutuan
persaudaraan tubuh Kristus gereja diutus ke dalam dunia supaya menghadirkan
damai sejahtera Allah kepada yang miskin, yang lemah, yang tertawan dan
tertindas (1Kor.12:27; Yoh.17:18;Luk. 4;18-19).
GKSBS memahami bahwa Sumatera bagian selatan adalah rumah
bersama bagi seluruh masyarakatnya. GKSBS hendak turut mewujudkan tanda-tanda
kehadiran Kerajaan Allah di Sumatera bagian selatan, yaitu kehidupan masyarakat
yang adil, damai dan sejahtera bersama dengan seluruh komponen masyarakat dalam
persaudaraan yang tulus (Yer.29:7).
2. Gereja dan
Kerajaan Allah
Kerajaan Allah yaitu pemerintahan Allah sebagai Raja atas
segala sesuatu baik di sorga dan di dunia.
Pemerintahan Allah terjadi sejak dahulu, kini dan
selamanya (Mz.103:19; 10:16). Kerajaan Allah sudah nyata dalam Yesus Kristus
dan karya-karya-Nya, datang di antara kita (Luk.17:21), sedang datang (Mrk.
1:14) dan akan datang dengan sempurna pada saat kedatangan-Nya yang kedua.
Gereja tidak identik dengan Kerajaan
Allah. Gereja Juga adalah buah pernyataan Kerajaan Allah. Gereja adalah alat
atau sarana untuk turut menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah.
3. Jabatan Gerejawi
GKSBS memahami bahwa Jabatan khusus dalam gereja adalah
pendeta, penetua dan diaken yang
mencerminkan jabatan Kristus sebagai nabi, raja dan imam. Kristus sendiri yang
menetapkan orang-orang kudus ke dalam jabatan untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (Ef. 4:11-12).
Sedangkan setiap orang percaya karena sudah dipersatukan dengan Kristus
memiliki jabatan am orang percaya (1 Pet.2:9).
4. Gereja,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
GKSBS memahami bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai hasil karya manusia adalah
berkat yang harus disyukuri dan dikelola secara baik dan benar sebagai sarana
untuk mewujudkan kesejahteraan dunia
seisinya (1 Tes.5:18; Kej.1:28).
5. Gereja, Agama-agama
Lain dan Aliran Kepercayaan
GKSBS memahami bahwa umat beragama lain (non Kristen)
serta penganut kepercayaanadalah juga umat Tuhan. Mereka adalah saudara saudara
yang juga dipanggil Allah untuk membangun kehidupan yang sejahtera. GKSBS
perlu mewujudkan hidup bersama mereka dengan saling menghargai,
saling menghormati, dan saling mengasihi, untuk melakukan tugas panggilan yang
sama, yaitu membangun kehidupan yang sejahtera di dunia, khususnya di Sumbagsel
(Mat.22:39;1Pet.2:17).
6. Gereja dalam Masyarakat
GKSBS memahami bahwa gereja adalah bagian dari
masyarakat; karena itu gereja tidak boleh bersikap eksklusif (tertutup,
menyendiri) dalam masyarakat, melainkan
harus bersikap inklusif (terbuka) agar menggarami dan menerangi dalam masyarakat
(Mat.5:13-16; bdk. Rm.12:2)
7. Gereja dan Negara
GKSBS memahami bahwa Pemerintahan Negara
diberi kuasa oleh Allah untuk mendatangkan keadilan dan kesejahteraan bagi
rakyatnya. Pemerintah bisa melakukan kekeliruan atau menyalahgunakan
kekuasaannya, karena itu ketaatan kepada
pemerintah perlu dengan sikap kritis dan positip. (Roma 13:1-7; 1 Pet.2:13-17).
BAB VII
IBADAH
pengertian
1. Ibadah
adalah tindakan iman untuk mengenang dan merayakan cinta kasih Allah di masa
lampau dan masa kini yang menyemangati dan menguatkan tugas panggilan menuju
masa depan.
2. Dengan
ibadah, gereja mewujudnyatakan persekutuan sebagai tubuh Kristus dengan Kristus
sebagai kepala.
WUJUD IBADAH
1. IBADAH SEBAGAI PENGENANGAN
DAN PERAYAAN
a. IBADAH HARI
MINGGU
GKSBS mengakui bahwa, ibadah hari Minggu
dilayankan untuk mengenang penderitaan dan merayaan kebangkitan Tuhan Yesus
Kristus sebagai kemenangan Kristus atas kuasa dosa (I Kor 15:54-56). Ibadah hari Minggu adalah perayaan Paskah mingguan.
Pengenangan dan perayaan tersebut akan menjadi sempurna dan utuh bila Perjamuan
Kudus dilaksanakan (Kis 2:46).
b.
IBADAH-IBADAH
SYUKUR
Sebagaimana dalam umat Perjanjian Lama dan umat
Perjanjian Baru, GKSBS mengakui dan memperingati serta merayakan hidup bersama
Allah dengan perayaan ibadah-ibadah syukur. Ibadah syukur tersebut dilakukan di
dalam perayaan-perayaan gerejawi maupun di dalam ibadah-ibadah keluarga.
2.
IBADAH
SEBAGAI TINDAKAN ORANG BERIMAN
GKSBS mengakui bahwa ibadah pengenangan
dan perayaan menjadi lebih bermakna dengan menyatakannya dalam bentuk karya
nyata berbagi kepada yang lain serta meliputi segala bidang. (Mat.25: 34-45;
Yak 1:25-27; Yak.2:18)
BAB VIII
SAKRAMEN
Sakramen adalah ketetapan
Allah sebagai tanda dan meterai yang menandai dan mengokohkan janji-janji
keselamatan dari Allah melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan
Sakramen itu makna kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dapat diterangkan dan
dimengerti oleh manusia (Mat. 13:11; Yoh.11:25,26).
GKSBS mengakui adanya dua
sakramen, yakni Baptis Kudus (Kol. 2:12; Rm. 6:4, Ef. 1:13) dan Perjamuan Kudus
(Luk. 22:19-20; 1 Kor. 11: 23-27).
- SAKRAMEN
BAPTIS
“Sakramen
Baptis adalah sebuah tanda “perjanjian baru” yang ditetapkan Allah untuk
memeteraikan penggenapan janji-Nya (band. Rm. 4:11). Janji Allah itu berisi
tentang pengampunan dosa dan penyucian hidup kita melalui percikan darah Tuhan
Yesus Kristus.
Peristiwa
Baptis menjadikan seseorang masuk ke dalam kesatuan dengan tubuh dan darah
Kristus dan kesatuan dalam keluarga Allah (Kolose 2:12, Rm. 6:4; Ef. 4:3-6).
Dengan demikian peristiwa baptisan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan Perjamuan Kudus, sebab di dalam Yesus Kristus baptisan tidak dapat
dipisahkan dengan menerima cawan (Mrk. 10:38,39).
Air di
dalam baptisan menjadi lambang penyucian dan pembersihan dosa kita. Air baptisan
menandakan dikuburkannya tubuh dosa dalam kematian bersama-sama dengan Tuhan
Yesus Kristus (Rm. 6:4). Air Baptisan juga menandakan rahim yang melahirkan
kembali setiap orang yang dibaptis hidup baru dalam penyertaan Roh Kudus (Yoh 3:4-6).
- SAKRAMEN PERJAMUAN
Sakramen Baptis dan Sakramen Perjamuan
adalah tanda dan meterai yang ditetapkan oleh Allah dan keduanya tidak dapat
dipisahkan.
Dengan demikian, seseorang
yang telah menerima tanda baptis layak memenuhi undangan Tuhan dalam Perjamuan
Kudus. Oleh karena itu, anak-anak juga mendapat tempat yang sama untuk
merayakan perjamuan kudus dalam ibadah hari minggu (Mat 19:14; Kel.12: 25-27).
Perjamuan kudus adalah tanda yang nampak
serta memungkinkan orang percaya mengerti dan menghayati makna persekutuan
dengan Tuhan Yesus Kristus yang mengorbankan tubuh dan darahnya untuk
menyelamatkan manusia yang disimbolkan sebagai makanan (roti) yang
dipecah-pecahkan dan minuman (anggur) dalam cawan. Perjamuan Kudus menyemangati
kita untuk merespon pengorbanan tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus supaya kita
dapat menjadi mata air cinta kasih yang terus menerus memancar (Yoh. 6:54).
Perjamuan kudus dan firman Tuhan menjadi
sarana pemeliharaan Allah kepada tubuh Kristus (jemaat). Sebagaimana orang
dewasa, anak-anak yang telah dibaptis telah menjadi bagian tubuh Kristus
(jemaat) dan berhak menikmati pemeliharaan Allah melalui pemberitaan firman dan
perjamuan kudus.
BAB IX
SIDI
SIDI adalah
pengindonesian dari CD sebagai singkatan dari CONFETIO DEI. Yang berarti
mengakui atau mengimani Tuhan. Seseorang, menyatakan pengakuannya sebagai
seorang yang dewasa bahwa dia beriman pada Tuhan.
GKSBS menetapkan bahwa seorang yang
telah menerima Baptis anak perlu mengaku percaya atau Sidi (Roma 10:9; I Pet.
3:15). Pengakuan percaya atau Sidi merupakan tanda bahwa seseorang menjadi
anggota dewasa GKSBS. Pengakuan Percaya
adalah sebagai ikrar atau janji kesediaan untuk mengambil tanggungjawab dalam
melaksanakan tritugas gereja (Kesaksian, Pelayanan, Persekutuan) sebagai ucapan
syukur karena telah diselamatkan dalam persekutuan Allah Bapa, Putra dan Roh
Kudus(Mat.5:13-16; I Pet.2:9; Kis. 22:15; Yoh.15:1-8).
Sidi
mengingatkan pada gereja, bahwa gereja selalu diperintah untuk
bersaksi. (Mat 10:32, 1 Petrus 2:4, 2 Tim 4:2, 1
Petrus 3:5)
BAB X
PERNIKAHAN KRISTEN
1. GKSBS mengaku bahwa
pernikahan adalah persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan dalam ikatan cinta kasih (Kej.2:24).
2. Pernikahan adalah mulia
karena memperkaya cinta kasih di antara sepasang suami-isteri dan menjadi
gambaran misteri cinta kasih Tuhan Yesus Kristus kepada jemaatNya (Ef.5:32).
3. GKSBS mengaku bahwa
pernikahan bukan sekedar peristiwa sosiologis yaitu bertambahnya jumlah
keluarga baru akibat kesepakatan / kontrak sosial, tetapi sekaligus juga merupakan
peristiwa teologis, di mana Allah berkenan mempersatukan seorang laki-laki dan
seorang perempuan menjadi suami-isteri yang bersifat seumur hidup dan tidak
boleh diceraikan oleh manusia. (Mat.19: 6; Mark. 10: 9)
4. Pernikahan
mempersatukan suami-isteri sekaligus juga mempersatukan dua keluarga menjadi
satu keluarga besar. (Kej. 24:1-67)
BAB XI
TRADISI
GKSBS menghayati secara kritis tradisi
gereja dan budaya yang ada di sekitarnya. Melalui penghayatannya, secara
kreatif GKSBS memaknai secara baru tradisi yang tidak relevan. GKSBS memberi
makna baru terhadap tradisi dan budaya sebagai bentuk pewartaan Injil menuju
kebersamaan dengan sesama (Mat. 28:19-20, I Kor. 9:19-23, I Kor 10:33).
BAB XII
AKHIR JAMAN
1. GKSBS percaya bahwa pada
akhir dari akhir jaman, Tuhan Yesus Kristus akan datang untuk yang kedua
kalinya ke dunia. KedatanganNya adalah dalam rangka untuk menghakimi orang yang
hidup dan yang mati. (Ibr. 9: 27; I Tes. 4:14-17)
2. GKSBS percaya bahwa hari
penghakiman adalah hari pertanggungjawaban hidup setiap orang dan merupakan
hari pemisahan antara orang jahat yang akan dihukum dan orang saleh yang akan
diselamatkan (Mat 25:31-46, I Pet. 1:17, 1 Pet 4:5. II Pet. 2: 9).
3. Hari penghakiman bukanlah
hari yang menakutkan bagi orang yang beriman, karena pada hari itu, Tuhan Yesus
Kristus akan membawa umatNya ke dalam kerajaanNya dan mengalami kehidupan kekal
bersama dengan Tuhan (Mat. 25: 34).
4. Dengan demikian, hari
penghakiman sekaligus adalah hari penyelamatan yang sempurna (I Yoh. 4:10, 17;
Rm 8:23).
BAB
XIII
HAL-HAL LAIN
- SUNAT (SIRKUMSISI)
Sunat
adalah pemotongan kulit katan (kulup) atau kulit kemaluan seorang anak
laki-laki. Tradisi ini dimiliki oleh banyak suku dan bangsa (bangsa-bangsa Asia
Barat Daya Kuno, bangsa-bangsa Arab, bangsa Israel, Suku Jawa dan Sunda di
Indonesia, dll.) yang diberlakukan juga untuk perempuan. Dalam tradisi Yahudi
ini dilakukan pada usia 8 hari. Dalam
tradisi Jawa, ini dilakukan dalam usia kanak-kanak menginjak remaja.
Dengan
anugerah keselamatan dari Allah yang dinyatakan lewat karya Yesus Kristus,
GKSBS mengakui bahwa keselamatan manusia tidak diperoleh berdasarkan syarat
sunat lahiriah. Maka, dalam hubungannya dengan keselamatan, sunat tidak
diperlukan dan tidak berguna.
Sunat yang
menyelamatkan adalah sunat Kristus sebagai penanggalan tubuh manusia lama (Kol.
2:11)
- PUASA
GKSBS percaya bahwa puasa adalah
tindakan imani sebagai praktek penghayatan akan solidaritas dan kasih Allah
kepada dunia.
GKSBS memahami dan memaknai bahwa
berpuasa merupakan proses pembentukan spiritulitas. (Mat. 4:2).
Puasa yang dilakukan GKSBS dilakukan
baik secara pribadi (Dan.9:3; Luk 2:36-37) maupun bersama-sama (Est.4:16;
Yun.3:5-10)dalam 40 hari Masa Penghayatan Paskah setiap tahunnya (sejak Rabu
Abu-Sabtu menjelang Paskah).
- Kerja
Kerja adalah
panggilan Tuhan atas hidup manusia (Kel.20:9-11). Manusia bekerja karena Allah
juga bekerja (Yoh.5:17). Kerja merupakan ekspresi ungkapan iman manusia untuk
mengembangkan dan melestarikan kehidupan seutuhnya dan berkelanjutan.
Manusia yang tidak
bekerja bukan hanya malas tapi merupakan kejahatan yang merendahkan martabat
dirinya sendiri sebagai manusia (Mat. 25:26; I Tes 4:11-12, II Tes 3:6-10).
Kerja
adalah alat dan sarana Allah memberi berkat dan sekaligus wujud syukur manusia kepada Allah yang telah mengaruniakan
kehidupan kepadanya.
- Setan
GKSBS mengakui adanya setan dan iblis.
Semua malaikat Allah yang tidak taat kepada Allah menjadi setan dan iblis (II
Pet. 2 : 4, Yud 1:6, Yesaya 14:12, Yehezkiel 28:17, Kolose 1:16)
Setan dan iblis senantiasa melawan
Allah (Mat.13:39, Mat.6:13, Why.12:9). Ia dapat menyesatkan manusia (Mat.8:28).
Setan dan iblis akan dihakimi dan dihukum oleh Allah selama-lamanya (Why 20:10,
Yud. 1:6, I Kor. 6:3, II Pet. 2:4).