Senin, 20 Februari 2017

Pokok Pokok Ajaran Gereja GKSBS

PENGANTAR

GKSBS sebagai bagian dari gereja-gereja universal  hadir di Sumatera bagian selatan sebagai gereja yang tumbuh dan berkembang dengan keunikannya.
Keunikan GKSBS nyata dalam hal: 
1.      Sebagai gereja yang terbentuk dari transmigran.
2.      Kepelbagaian latar belakang gereja asal/ denominasi pendeta dan atau anggota jemaatnya (GKJ, GITJ, GKJW, GKMI, HKBP, GPIB, GKI, Pantekostal, Injili).
3.      Menghayati dan memahami Sumatera bagian selatan dengan kepelbagaiannnya (suku, budaya, agama, golongan, strata sosial) sebagai rumah bersama.
4.      Membangun komitmen menjadi gereja daerah.


PAG GKSBS yang kita miliki ini terwujud setelah melalui proses panjang dengan mekanisme gerejawi di dalam lingkup GKSBS, meliputi:
1.      Wacana PAG-GKSBS  mulai nampak dari Sidang Sinode VII Belitang 2002.
2.      Semiloka Eklesiologi GKSBS di Metro pada bulan September 2004 yang difasilitasi oleh Pdt. Prof., E. Gerrit Singgih, Ph.D. Dalam semiloka tersebut, dihasilkan pilihan bentuk eklesiologi, gereja sebagai ”Perjamuan” atau gereja sebagai ”Persaudaraan”.
3.      MPS selanjutnya menetapkan dan mengangkat Tim PAG I pada tahun 2005. Personalia Tim PAG I terdiri dari Pdt. Tri Joko HN (ketua Tim), Pdt. Kardinah IA., Pdt. Totok TS., Pdt. Riyo Purnomo, Pdt. Surahmat Hadi, Pdt. Slamet Raharjo, dan D’Carlo Purba.Hasil kerja Tim I draft Pokok Pengakuan dan Ajaran dengan judul: ”Menurutmu, siapakah Aku?”. Judul  tersebut hendak memberikan jawab atas pertanyaan bagaimana Kristologi, eklesiologi dan misiologi GKSBS.
4.      Selanjutnya pada bulan Juni 2005, draft tersebut didistribusikan kepada jemaat-jemaat se-sinode GKSBS untuk mendapatkan masukan-masukan dan disampaikan dalam Sidang Sinode VIII di Bengkulu.
5.      Persidangan Sinode VIII, Bengkulu 2005 menerima draft Tim PAG I dengan beberapa masukan untuk penyempurnaan.
6.      Keputusan tersebut ditindaklanjuti MPS terpilih dengan mengangkat dan menetapkan Tim PAG II pada bulan Maret 2006, yang personalianya terdiri atas: Pdt. Slamet Raharjo (ketua), Pdt. Bambang NH, Pdt. Yohanes Fajar Handoyo, Pdt. Kus Apriyanto, Pdt. Christya PP.
7.      Setelah bekerja selama 4 bulan, Tim PAG II menghasilkan draft PAG II yang dikirimkan kepada jemaat-jemaat se-sinode GKSBS pada bulan Juli 2006 untuk digumuli dan memperoleh tanggapan dan masukan-masukan. Masukan-masukan tersebut selanjutnya akan dibawa dalam Semiloka PAG di klasis-klasis. Semiloka di Klasis-klasis: Bengkulu, Jambi, Palembang - Buay Madang - Belitang, Metro - Pugung Raharjo – Tanjungkarang - Sri Bhawono dan Bandarjaya - Tulangbawang-Kotabumi dilaksanakan dari bulan September-Oktober 2006.
8.      Pada bulan Nopember 2006-Pebruari 2007 Tim PAG II menginventarisir dan membahas seluruh masukan dari klasis-klasis se-sinode GKSBS. Hasil pembahasan tersebut menjadi draft PAG GKSBS. Bentuk akhir PAG GKSBS tersusun pada tanggal 7 Maret 2007.
9.      Pada Desember 2007, MPS GKSBS menerima draft PAG GKSBS sebagai draft final PAG GKSBS untuk dibawa ke Sidang IX Sinode GKSBS. Dokumen tersebut telah dikirimkan ke jemaat-jemaat se-Sinode GKSBS.




















BAB I
Pendahuluan
Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan tidak dapat menghindar dari berbagai kenyataan dan dinamika sejarah, baik konteks ekonomi, sosial maupun politik yang selalu berubah-ubah. Bahkan sebelum menjadi lembaga gereja yang mandiri secara organisasi di Sumatera bagian selatan, GKSBS telah memperlihatkan benih-benih pertumbuhan suatu identitas iman bahwa Sumber kehidupan di wilayah Sumatera bagian selatan ini adalah Allah sendiri.

Pokok-pokok Ajaran Gereja GKSBS memuat kristologi, misiologi dan eklesiologi GKSBS. PAG berfungsi sebagai batu penjuru bagi GKSBS menuju kemandirian teologi sebagai gereja daerah dalam konteks pluralitas dan kemiskinan. Oleh karena itu, PAG menjadi acuan bersama untuk menyusun Tata Gereja. Liturgi dan Bahan Pengajaran / buku katekisasinya.

Teologi adalah refleksi kritis atas praksis. Oleh karena itu teologi adalah sebuah teori atas praksis. Ia memberi arah baru dan perbaikan bagi praksis selanjutnya. Tetapi pada saat yang sama teologi adalah bentuk praksis itu sendiri. Sebab ia menyatakan kepada kita akan iman jemaat yang hidup dan terus mentransformasikan dunianya.  Praksis, dengan demikian  terus menerus membentuk teologi yang operatif dalam diri jemaat.

Dengan pendekatan itu, maka teologi adalah sesuatu yang harus terus kontekstual. Dari segi metode, teologi memberi inspirasi dan memampukan kita berbicara tentang Allah dalam praksis pembebasan terkini.  Dari segi isi, teologi membuat kita mengenal Allah yang adalah Kasih. Karena Allah yang kita kenal begitu bermakna dan begitu hadir dalam pergumulan kita dan praksis yang kita lakukan.



Dengan demikian, Pokok-pokok Ajaran Gereja GKSBS adalah :
1.      Merupakan cara atau usaha GKSBS memandang dirinya dan pemahaman GKSBS akan dirinya serta alasan keberadaaannya di dalam dunia. 
2.      Menyatakan kesadaran GKSBS sebagai bagian dari Gereja yang kudus dan am.
3.      Merupakan pokok-pokok dari apa yang dipercayai GKSBS dan yang menjadi pengharapan gereja akan kehidupan kini dan kehidupan yang akan datang.
4.      Merupakan acuan bagi bentuk-bentuk pengajaran serta praksis kehidupan bergereja.
5.      Merupakan acuan bagi gereja untuk berdialog dengan berbagai pihak. 

Dengan semangat dan tekad hidup membawa berkat di tanah Sumatera bagian selatan, maka berakhirlah konsep hidup sekedar menjalankan tradisi. Tradisi tidak dimulai dari kemapanan, tetapi tradisi dimulai dari tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekedar untuk dapat bertahan hidup, tetapi supaya hidup menghasilkan buah. Tradisi kebersamaan hidup di tanah Sumatera bagian selatan ini bukan sekedar mengandung nilai gotong royong sebagai sekedar kewajiban bermasyarakat lagi, namun lebih diberi makna sebagai sikap persaudaraan yang dilakukan dengan sukacita. Tradisi dengan semangat baru menjadikan persekutuan dengan Allah di tanah Sumatera bagian selatan telah menjadi dasar yang unik untuk membangun kehidupan jemaat GKSBS.

Keunikan hidup di tanah Sumatera bagian selatan tersebut menjadi nyata setelah disadari bahwa GKSBS tumbuh dan dibentuk oleh  Allah dalam konteks sejarah sebagai gereja di tengah pertumbuhan dan masyarakat gereja-gereja dan agama-agama lain di sekitarnya. Namun keunikan itu bukan sekedar pengaruh konteks luar yang mempengaruhinya, tetapi juga karena terdapatnya nilai-nilai iman mendasar GKSBS yang dapat dilacak dalam perjalanan periode pra lembaga GKSBS dan periode menjadi GKSBS sampai sekarang ini adalah ketangguhan, ketabahan, persaudaraan, kesederhanaan, keberanian, kritis, siap prihatin, tahan menderita, mandiri, kerja keras, kepedulian sosial, profesional, terbuka dan inovatif (suka mencari, mencoba dan menemukan hal-hal baru).

Oleh karena menyadari bahwa Allah telah turut serta dan berkarya dalam proses membentuk umat-Nya di tanah Sumatera Bagian Selatan, maka GKSBS perlu menyatakan pokok-pokok pengajarannya. Adapun arah dan tujuan pernyataan pokok-pokok ajaran GKSBS ini adalah untuk memelihara semangat serta nilai-nilai kristiani yang telah membentuk GKSBS serta mengembangkannya bersama perjalanan GKSBS ke depan membentuk pengalaman imannya.

PAG-GKSBS ini memuat Pokok-pokok Ajaran Tentang:
1.      Alkitab
2.      Allah
3.      Ciptaan Allah
4.      Manusia
5.      Keselamatan
6.      Gereja
7.      Ibadah
8.      Sakramen
9.      Sidi
10.  Pernikahan Kristen
11.  Tradisi
12.  Akhir Jaman
13.  Hal-Hal Lain
a.       Sunat
b.      Puasa
c.       Kerja
d.      Setan




BAB II
ALKITAB
GKSBS mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dengan pengertian sebagai berikut :
1.      Alkitab adalah kesaksian orang beriman dalam perjumpaannya dengan Allah yang berfirman dan berkarya.
2.      GKSBS mengakui bahwa Alkitab tersusun oleh karena Allah berkenan memakai ungkapan kesaksian iman orang percaya; yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulisan pada jaman penulisan Alkitab untuk menyatakan kehendakNya. (II Pet. 1: 21)
3.      GKSBS mengakui bahwa melalui pemberitaan Alkitab, Allah berfirman kepada manusia di sepanjang jaman. (II Tim 3:16; Mat.24:35; Mazm119:105)
4.      GKSBS mengakui Alkitab merupakan dasar pembentuk kesadaran historis, identitas, pengharapan dan iman jemaat GKSBS dalam menemukan makna karya Allah serta membentuk pengalaman imannya yang baru pada masa kini.
5.      GKSBS menerima, mengakui serta memegang teguh Alkitab sebagai sumber refleksi dalam pembentukan jati diri dan nilai-nilai GKSBS. Dalam hal ini Alkitab berfungsi sebagai filter penyaring nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat. 

BAB III
ALLAH

GKSBS mengaku bahwa Allah adalah Allah Yang Esa, yang menyatakan diriNya melalui karyaNya sebagai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.

1.       Allah Bapa
GKSBS mengaku bahwa Allah sebagai bapa adalah Allah yang membentuk, memimpin, menyertai GKSBS dan Yang memelihara kehidupan masyarakat dunia pada umumnya dan Sumatera Bagian Selatan pada khususnya (Mazmur 136:1-9).

2.      Yesus Kristus
1.                 GKSBS mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Luk. 2:11), dan Juruselamat (Yoh. 4:42).
2.                 GKSBS mengaku bahwa di dalam Yesus Kristus, Allah menyelamatkan dunia (Yoh.3:16).
3.                 GKSBS mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Kepala gereja (Kolose 1:18).
4.                 GKSBS percaya bahwa karya kemanusiaan Yesus Kristus menyatakan solidaritas Allah terhadap kemiskinan, penderitaan masyarakat dan kerusakan lingkungan. (Luk.4:18-19; Fil.2:5-8). 

3.      Roh Kudus
GKSBS mengaku bahwa Roh Kudus adalah Allah yang menyertai, membimbing, menyemangati, mengarahkan, menguatkan, menerangi, menghibur, menolong dan membangun kesadaran umat di dalam menghadapi pergumulannya di tengah dunia, dalam menuju kehidupan yang berpengharapan. (Yoh. 14:26; Yoh.15:26; Kis. 1:8; Yoh 16:13; Yoh. 14:17; Yoh.16: 8-11; Yoh. 14:16,17).


BAB IV
Ciptaan Allah
GKSBS mengaku bahwa Allah adalah Pencipta dari segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (Kolose 1:16, Yohanes 1:3). Segala  yang diciptakan Allah pada mulanya diciptakan dalam keadaan amat baik.
1.       Alam Semesta
Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah juga yang telah menciptakan (creatio) langit dan segala benda di luar bumi,  laut dan daratan. Segala makhluk hidup di bumi adalah buah ciptaan Allah  (Kej. 1 : 1-31).
GKSBS mengaku bahwa karya penciptaan kembali terus menerus dilakukan Allah, karena Allah tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya dan senantiasa memelihara ciptaanNya (Mazmur 24:1-2; Mazm.104:5-28; Maz. 146: 5-9; mazm 65:10-14)

2.      Manusia
GKSBS mengaku bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Karena diciptakan segambar dengan Allah maka semua manusia sederajat dan memiliki martabat di hadapan Allah.

3.      Manusia dan Bumi Ciptaan Allah
Manusia dipanggil Allah untuk memelihara bumi, laut dan segala isinya (Kej. 1: 28). Manusia ditugasi untuk mengelola dan memelihara bumi  secara bertanggungjawab. Manusia dan alam saling bergantung untuk keberlangsungan kehidupan dan kelestariannya (Kej. 1:28-31).

4.      Malaikat
GKSBS mengaku bahwa malaikat diciptakan Allah (Kol.1:16). Malaikat adalah makhluk rohani yang melayani Allah demi kebaikan manusia. Ia ditugasi Allah untuk melindungi orang yang takut akan Allah (Mazmur 34:8, Mazmur 91:11, Mrk 18:10, Mat. 18:10).Malaikat-malaikat yang tidak taat kepada Allah akan dihakimi (Yud. 1:6, I Kor. 6:3, II Pet. 2:4).


BAB V

KESELAMATAN


1. Dosa.

a. Hakikat Dosa.
Dosa adalah perilaku yang melawan atau menyimpang dari kehendak Allah, karena mengikuti keinginan hatinya sendiri (Kej 2:16,17;Kej. 3:1-6; Kej. 4: 1-8; Yakobus 1:14-15)

b. Akibat Dosa.
Dosa merusak hubungan manusia dengan Allah; perseteruan dengan Allah (Kej. 3:8-9; Roma 5:10) merusak hubungan antar manusia (Kej. 3:12; Kej. 4:4-8) merusak hubugan manusia dengan alam, dan penderitaan makhluk lain (Kej. 3: 18, Roma 8:19-20). Semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah sehingga mengalami penderitaan dan kematian atau maut (Kej. 2:17;Roma 3:23, Roma 5:12).



c. Macam Dosa.
-          Dosa turunan, setiap manusia mewarisi dosa manusia pertama (Roma 5:12, Mazmur 51:7)
-          Dosa perbuatan, yang dilakukan setiap orang (Roma 3:23)
-          Dosa sosial/struktural, yaitu kejahatan atau dosa yang ditimbulkan oleh peraturan atau kebijakan penguasa yang menindas (Kel.1:8-16; Amos 3: 9-10; Amos 4:1; Amos 5:7)
-          Dosa kolektif, yang dilakukan sekelompok orang/ masyarakat (Kel. 32:1-6).

2. Keselamatan
 Keselamatan terjadi karena anugerah dan iman.
Manusia berdosa tidak dapat selamat karena usahanya sendiri, melainkan hanya karena anugerah Allah yang disambut dengan iman (Yoh.3:16;Rm.1:17;Ef.2:8-9) terwujud  dengan pertobatan (Mrk.1:15; Kis.R.2:38; 2 Kor.7:10).

Anugerah keselamatan dikerjakan Allah, diungkapkan dengan tindakan:
a.       Penebusan dengan darah Kristus (1 Pet.1:18-19; Mrk. 10:45; Luk. 22:19-20; Yoh.10:11;) 
b.      Pengampunan dan penyucian dengan darah Kristus (1 Yoh.1;7-9; Ibr.10:10).
c.       Pembenaran (Rm. 3:21-24; 5:1; 2 Kor.5:21)
d.      Pendamaian dengan perantaraan korban darah  Kristus (Roma 3:25; 2Kor.5:18-19).

Manusia yang diselamatkan karena anugerah menjadi manusia baru (2 Kor.5:17) yang harus terus menerus bertobat dengan meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya, supaya berbakti kepada Allah (Kol.3:9-10; 1Tes.1:8-9).

BAB VI
GEREJA

1. Hakikat, Wujud dan Tugas Gereja

Pada hakikatnya, Gereja adalah persekutuan orang-orang kudus, yaitu orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Gereja merupakan suatu kenyataan tubuh Kristus yang melaksanakan persekutuan persaudaraan dalam keluarga Allah, dengan Gereja yang kudus dan am, yang meliputi segala abad dan tempat. Gereja dibangun atas dasar pelayanan para rasul dan nabi dengan Kristus sebagai batu penjuru (Luk.8:21; Ef.2:19-20; 1 Pet.2:4-5).

Wujud gereja adalah jemaat setempat yang menghayati hidup kesaksian dan pelayanannya dalam persekutuan dengan jemaat-jemaat yang lain. GKSBS diutus melakukan tritugas gereja yaitu bersekutu,bersaksi dan melayani di dunia, khususnya di   Sumatera bagian selatan.

Sebagai bangsa (keluarga besar) pilihan Allah yang dikuduskan dan menjadi milik-Nya, GKSBS dipanggil untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah (1 Pet.2:9). Sebagai persekutuan persaudaraan tubuh Kristus gereja diutus ke dalam dunia supaya menghadirkan damai sejahtera Allah kepada yang miskin, yang lemah, yang tertawan dan tertindas (1Kor.12:27; Yoh.17:18;Luk. 4;18-19).

GKSBS memahami bahwa Sumatera bagian selatan adalah rumah bersama bagi seluruh masyarakatnya. GKSBS hendak turut mewujudkan tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah di Sumatera bagian selatan, yaitu kehidupan masyarakat yang adil, damai dan sejahtera bersama dengan seluruh komponen masyarakat dalam persaudaraan yang tulus (Yer.29:7). 

2. Gereja dan Kerajaan Allah
Kerajaan Allah yaitu pemerintahan Allah sebagai Raja atas segala sesuatu baik di sorga dan di dunia.
Pemerintahan Allah terjadi sejak dahulu, kini dan selamanya (Mz.103:19; 10:16). Kerajaan Allah sudah nyata dalam Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, datang di antara kita (Luk.17:21), sedang datang (Mrk. 1:14) dan akan datang dengan sempurna pada saat kedatangan-Nya yang kedua.
Gereja tidak identik dengan Kerajaan Allah. Gereja Juga adalah buah pernyataan Kerajaan Allah. Gereja adalah alat atau sarana untuk turut menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah.

3. Jabatan Gerejawi
GKSBS memahami bahwa Jabatan khusus dalam gereja adalah pendeta, penetua dan  diaken yang mencerminkan jabatan Kristus sebagai nabi, raja dan imam. Kristus sendiri yang menetapkan orang-orang kudus ke dalam jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (Ef. 4:11-12). Sedangkan setiap orang percaya karena sudah dipersatukan dengan Kristus memiliki jabatan am orang percaya (1 Pet.2:9).
4. Gereja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
GKSBS memahami bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil karya manusia  adalah berkat yang harus disyukuri dan dikelola secara baik dan benar sebagai sarana untuk mewujudkan kesejahteraan  dunia seisinya (1 Tes.5:18; Kej.1:28).
5. Gereja, Agama-agama Lain dan Aliran Kepercayaan
GKSBS memahami bahwa umat beragama lain (non Kristen) serta penganut kepercayaanadalah juga umat Tuhan. Mereka adalah saudara saudara yang juga dipanggil Allah untuk membangun kehidupan yang sejahtera. GKSBS perlu  mewujudkan hidup  bersama mereka dengan saling menghargai, saling menghormati, dan saling mengasihi, untuk melakukan tugas panggilan yang sama, yaitu membangun kehidupan yang sejahtera di dunia, khususnya di Sumbagsel (Mat.22:39;1Pet.2:17).
6. Gereja dalam Masyarakat
GKSBS memahami bahwa gereja adalah bagian dari masyarakat; karena itu gereja tidak boleh bersikap eksklusif (tertutup, menyendiri)  dalam masyarakat, melainkan harus bersikap inklusif (terbuka) agar menggarami dan menerangi dalam masyarakat (Mat.5:13-16; bdk. Rm.12:2)
7. Gereja dan Negara
GKSBS memahami bahwa Pemerintahan Negara diberi kuasa oleh Allah untuk mendatangkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pemerintah bisa melakukan kekeliruan atau menyalahgunakan kekuasaannya, karena itu ketaatan kepada  pemerintah perlu dengan sikap kritis dan positip.  (Roma 13:1-7; 1 Pet.2:13-17).

BAB VII

IBADAH



pengertian

1.      Ibadah adalah tindakan iman untuk mengenang dan merayakan cinta kasih Allah di masa lampau dan masa kini yang menyemangati dan menguatkan tugas panggilan menuju masa depan.
2.      Dengan ibadah, gereja mewujudnyatakan persekutuan sebagai tubuh Kristus dengan Kristus sebagai kepala.

WUJUD IBADAH

1.       IBADAH SEBAGAI PENGENANGAN DAN PERAYAAN

a.      IBADAH HARI MINGGU

GKSBS mengakui bahwa, ibadah hari Minggu dilayankan untuk mengenang penderitaan dan merayaan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus sebagai kemenangan Kristus atas kuasa dosa (I Kor 15:54-56).  Ibadah hari Minggu adalah perayaan Paskah mingguan. Pengenangan dan perayaan tersebut akan menjadi sempurna dan utuh bila Perjamuan Kudus dilaksanakan (Kis 2:46).

b.      IBADAH-IBADAH SYUKUR

Sebagaimana dalam umat Perjanjian Lama dan umat Perjanjian Baru, GKSBS mengakui dan memperingati serta merayakan hidup bersama Allah dengan perayaan ibadah-ibadah syukur. Ibadah syukur tersebut dilakukan di dalam perayaan-perayaan gerejawi maupun di dalam ibadah-ibadah keluarga.

2.      IBADAH SEBAGAI TINDAKAN ORANG BERIMAN

GKSBS mengakui bahwa ibadah pengenangan dan perayaan menjadi lebih bermakna dengan menyatakannya dalam bentuk karya nyata berbagi kepada yang lain serta meliputi segala bidang. (Mat.25: 34-45; Yak 1:25-27; Yak.2:18)


BAB VIII
SAKRAMEN

Sakramen adalah ketetapan Allah sebagai tanda dan meterai yang menandai dan mengokohkan janji-janji keselamatan dari Allah melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan Sakramen itu makna kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dapat diterangkan dan dimengerti oleh manusia (Mat. 13:11; Yoh.11:25,26).   
GKSBS mengakui adanya dua sakramen, yakni Baptis Kudus (Kol. 2:12; Rm. 6:4, Ef. 1:13) dan Perjamuan Kudus (Luk. 22:19-20; 1 Kor. 11: 23-27). 

  1. SAKRAMEN BAPTIS
“Sakramen Baptis adalah sebuah tanda “perjanjian baru” yang ditetapkan Allah untuk memeteraikan penggenapan janji-Nya (band. Rm. 4:11). Janji Allah itu berisi tentang pengampunan dosa dan penyucian hidup kita melalui percikan darah Tuhan Yesus Kristus.
Peristiwa Baptis menjadikan seseorang masuk ke dalam kesatuan dengan tubuh dan darah Kristus dan kesatuan dalam keluarga Allah (Kolose 2:12, Rm. 6:4; Ef. 4:3-6). Dengan demikian peristiwa baptisan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjamuan Kudus, sebab di dalam Yesus Kristus baptisan tidak dapat dipisahkan dengan menerima cawan (Mrk. 10:38,39). 
Air di dalam baptisan menjadi lambang penyucian dan pembersihan dosa kita. Air baptisan menandakan dikuburkannya tubuh dosa dalam kematian bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus (Rm. 6:4). Air Baptisan juga menandakan rahim yang melahirkan kembali setiap orang yang dibaptis hidup baru dalam penyertaan Roh Kudus (Yoh  3:4-6). 

  1. SAKRAMEN PERJAMUAN

Sakramen Baptis dan Sakramen Perjamuan adalah tanda dan meterai yang ditetapkan oleh Allah dan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dengan demikian, seseorang yang telah menerima tanda baptis layak memenuhi undangan Tuhan dalam Perjamuan Kudus. Oleh karena itu, anak-anak juga mendapat tempat yang sama untuk merayakan perjamuan kudus dalam ibadah hari minggu (Mat 19:14; Kel.12: 25-27).
Perjamuan kudus adalah tanda yang nampak serta memungkinkan orang percaya mengerti dan menghayati makna persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus yang mengorbankan tubuh dan darahnya untuk menyelamatkan manusia yang disimbolkan sebagai makanan (roti) yang dipecah-pecahkan dan minuman (anggur) dalam cawan. Perjamuan Kudus menyemangati kita untuk merespon pengorbanan tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus supaya kita dapat menjadi mata air cinta kasih yang terus menerus memancar (Yoh. 6:54).
Perjamuan kudus dan firman Tuhan menjadi sarana pemeliharaan Allah kepada tubuh Kristus (jemaat). Sebagaimana orang dewasa, anak-anak yang telah dibaptis telah menjadi bagian tubuh Kristus (jemaat) dan berhak menikmati pemeliharaan Allah melalui pemberitaan firman dan perjamuan kudus.

BAB IX
SIDI

SIDI adalah pengindonesian dari CD sebagai singkatan dari CONFETIO DEI. Yang berarti mengakui atau mengimani Tuhan. Seseorang, menyatakan pengakuannya sebagai seorang yang dewasa bahwa dia beriman pada Tuhan.
GKSBS menetapkan bahwa seorang yang telah menerima Baptis anak perlu mengaku percaya atau Sidi (Roma 10:9; I Pet. 3:15). Pengakuan percaya atau Sidi merupakan tanda bahwa seseorang menjadi anggota dewasa GKSBS. Pengakuan  Percaya adalah sebagai ikrar atau janji kesediaan untuk mengambil tanggungjawab dalam melaksanakan tritugas gereja (Kesaksian, Pelayanan, Persekutuan) sebagai ucapan syukur karena telah diselamatkan dalam persekutuan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus(Mat.5:13-16; I Pet.2:9; Kis. 22:15; Yoh.15:1-8).
Sidi  mengingatkan pada gereja, bahwa gereja selalu diperintah untuk bersaksi.  (Mat 10:32, 1 Petrus 2:4, 2 Tim 4:2, 1 Petrus 3:5)

BAB X
PERNIKAHAN KRISTEN
1.      GKSBS mengaku bahwa pernikahan adalah persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam ikatan cinta kasih (Kej.2:24).
2.      Pernikahan adalah mulia karena memperkaya cinta kasih di antara sepasang suami-isteri dan menjadi gambaran misteri cinta kasih Tuhan Yesus Kristus kepada jemaatNya (Ef.5:32).
3.      GKSBS mengaku bahwa pernikahan bukan sekedar peristiwa sosiologis yaitu bertambahnya jumlah keluarga baru akibat kesepakatan / kontrak sosial, tetapi sekaligus juga merupakan peristiwa teologis, di mana Allah berkenan mempersatukan seorang laki-laki dan seorang perempuan menjadi suami-isteri yang bersifat seumur hidup dan tidak boleh diceraikan oleh manusia. (Mat.19: 6; Mark. 10: 9)
4.      Pernikahan mempersatukan suami-isteri sekaligus juga mempersatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. (Kej. 24:1-67)

BAB XI
TRADISI

GKSBS menghayati secara kritis tradisi gereja dan budaya yang ada di sekitarnya. Melalui penghayatannya, secara kreatif GKSBS memaknai secara baru tradisi yang tidak relevan. GKSBS memberi makna baru terhadap tradisi dan budaya sebagai bentuk pewartaan Injil menuju kebersamaan dengan sesama (Mat. 28:19-20, I Kor. 9:19-23, I Kor 10:33).

BAB XII
AKHIR JAMAN
1.      GKSBS percaya bahwa pada akhir dari akhir jaman, Tuhan Yesus Kristus akan datang untuk yang kedua kalinya ke dunia. KedatanganNya adalah dalam rangka untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. (Ibr. 9: 27; I Tes. 4:14-17)
2.      GKSBS percaya bahwa hari penghakiman adalah hari pertanggungjawaban hidup setiap orang dan merupakan hari pemisahan antara orang jahat yang akan dihukum dan orang saleh yang akan diselamatkan (Mat 25:31-46, I Pet. 1:17, 1 Pet 4:5. II Pet. 2: 9).
3.      Hari penghakiman bukanlah hari yang menakutkan bagi orang yang beriman, karena pada hari itu, Tuhan Yesus Kristus akan membawa umatNya ke dalam kerajaanNya dan mengalami kehidupan kekal bersama dengan Tuhan (Mat. 25: 34).
4.      Dengan demikian, hari penghakiman sekaligus adalah hari penyelamatan yang sempurna (I Yoh. 4:10, 17; Rm 8:23).

BAB XIII
HAL-HAL LAIN

  1. SUNAT (SIRKUMSISI)

Sunat adalah pemotongan kulit katan (kulup) atau kulit kemaluan seorang anak laki-laki. Tradisi ini dimiliki oleh banyak suku dan bangsa (bangsa-bangsa Asia Barat Daya Kuno, bangsa-bangsa Arab, bangsa Israel, Suku Jawa dan Sunda di Indonesia, dll.) yang diberlakukan juga untuk perempuan. Dalam tradisi Yahudi ini dilakukan  pada usia 8 hari. Dalam tradisi Jawa, ini dilakukan dalam usia kanak-kanak menginjak remaja.

Dengan anugerah keselamatan dari Allah yang dinyatakan lewat karya Yesus Kristus, GKSBS mengakui bahwa keselamatan manusia tidak diperoleh berdasarkan syarat sunat lahiriah. Maka, dalam hubungannya dengan keselamatan, sunat tidak diperlukan dan tidak berguna.
Sunat yang menyelamatkan adalah sunat Kristus sebagai penanggalan tubuh manusia lama (Kol. 2:11)

  1. PUASA

GKSBS percaya bahwa puasa adalah tindakan imani sebagai praktek penghayatan akan solidaritas dan kasih Allah kepada dunia.
GKSBS memahami dan memaknai bahwa berpuasa merupakan proses pembentukan spiritulitas. (Mat. 4:2).
Puasa yang dilakukan GKSBS dilakukan baik secara pribadi (Dan.9:3; Luk 2:36-37) maupun bersama-sama (Est.4:16; Yun.3:5-10)dalam 40 hari Masa Penghayatan Paskah setiap tahunnya (sejak Rabu Abu-Sabtu menjelang Paskah).

  1. Kerja 

Kerja adalah panggilan Tuhan atas hidup manusia (Kel.20:9-11). Manusia bekerja karena Allah juga bekerja (Yoh.5:17). Kerja merupakan ekspresi ungkapan iman manusia untuk mengembangkan dan melestarikan kehidupan seutuhnya dan berkelanjutan.
Manusia yang tidak bekerja bukan hanya malas tapi merupakan kejahatan yang merendahkan martabat dirinya sendiri sebagai manusia (Mat. 25:26; I Tes 4:11-12, II Tes 3:6-10).
Kerja adalah alat dan sarana Allah memberi berkat dan sekaligus wujud syukur  manusia kepada Allah yang telah mengaruniakan kehidupan kepadanya.

  1. Setan

GKSBS mengakui adanya setan dan iblis. Semua malaikat Allah yang tidak taat kepada Allah menjadi setan dan iblis (II Pet. 2 : 4, Yud 1:6, Yesaya 14:12, Yehezkiel 28:17, Kolose 1:16)
Setan dan iblis senantiasa melawan Allah (Mat.13:39, Mat.6:13, Why.12:9). Ia dapat menyesatkan manusia (Mat.8:28). Setan dan iblis akan dihakimi dan dihukum oleh Allah selama-lamanya (Why 20:10, Yud. 1:6, I Kor. 6:3, II Pet. 2:4).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar